PGRI KONGRES MELAWAN PGRI NONVAKSENTRAL TAHUN 1962-1967

Bayu Nursidik

Abstract


Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) lahir sebagai wadah perjuangan kaum
guru untuk turut serta menegakkan dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia tanpa memandang perbedaan status, agama, maupun ijazah. PGRI
sempat terpecah menjadi dua kubu, pertama kubu PGRI Kongres yang setia pada
Pancasila, dan kedua kubu PGRI Nonvaksentral yang berpegang pada Panca Tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui awal berdirinya PGRI, dan penyebab
terpecahnya PGRI menjadi dua kubu hingga bagaimana akhirnya  PGRI bisa menjadi satu
organisasi kembali.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa PGRI berdiri atas inisiatif para tokoh guru
yang ingin menyatukan seluruh guru Indonesia di bawah satu naungan organisasi. Pada
tahun 1962, terdapat campur tangan tokoh PKI yang menyebabkan PGRI terpecah belah
menjadi dua kubu. Permasalahan utama yang terjadi adalah mengenai penggantian dasar
pendidikan dari Pancasila ke Panca Cinta. Pada mulanya PGRI Kongres kesulitan dalam
mempertahankan Pancasila sebagai dasar pendidikan karena PGRI Nonvaksentral berhasil
menyusup ke dalam pemerintahan Soekarno. Meletusnya peristiwa G 30 S PKI menjadi
titik balik bagi PGRI Kongres. PGRI Kongres yang membentuk Kesatuan Aksi Guru
(KAGI) dan mendapat kekuatan militer menggunakan dalih pembersihan PKI sebagai
dampak peristiwa G 30 S PKI untuk melalukan pemberantasan para anggota PGRI
Nonvaksentral. Hingga akhirnya PGRI Kongres berhasil menyatukan kembali PGRI
setelah terjadi pertumpahan darah.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.