BAROROH BARIED: PERAN DALAM EKSISTENSI AISYIYAH TAHUN 1965 – 1985

Ruliah Sari

Abstract


Pada masa sebelum dikenal emansipasi perempuan yang dipelopori oleh R.A. Kartini, keadaan
masyarakat masih berpegang pada adat, khususnya aturan-aturan terhadap kaum perempuan Indonesia.
Kaum perempuan tidak diperbolehkan memiliki kemauan sendiri. Setelah keadaan berlarut-larut,
munculah usaha-usaha untuk memperbaiki kedudukan kaum perempuan Indonesia. Muncul peran
perempuan menjadi kaum hebat yang berani memperjuangkan hak-haknya secara individu maupun
berhimpun dalam suatu organisasi. Salah satu perempuan yang berhasil mewujudkan cita-cita
perjuangan perempuan pasca era Kartini adalah Baroroh Baried, perempuan Kauman yang masuk
dalam anggota Aisyiyah Yogyakarta. Baroroh Baried merupakan seorang muslimah dan tokoh
emansipasi bagi perempuan Indonesia. Kader Aisyiyah yang menjabat sebagai Pimpinan Pusat
Aisyiyah dari tahun 1965-1985. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang,
pemikiran, dan peran Baroroh Baried di bidang politik, kesehatan, dan sosial saat memimpin Aisyiyah.
Hasil penelitian menunjukkan latar belakang kehidupan Baroroh Baried membentuk pemikiran yang
selaras dengan nilai-nilai Islam. Baroroh Baried memiliki wawasan yang luas, berpegang teguh pada
nilai-nilai Islam, berpengalaman dalam berbagai kegiatan sosial dan organisasi, serta berpendidikan
tinggi. Bekal yang mampu membawa Aisyiyah dapat mempertahankan eksistensinya dengan gagasan
dan karya-karya. Bidang politik, Aisyiyah berhasil menghadapi kebijakan politik pemerintah yang
mengarah pada depolitisasi perempuan, melalui strategi pendekatan dan penyelarasan terhadap nilainilai Islam. Bidang kesehatan, mengembangakan Sekolah Bidan bagi perempuan Indonesia yang kelak mengabdi dan diterjunkan untuk berkontribusi di daerah-daerah. Bidang sosial, mencetuskan program Pembinaan
Wanita Desa untuk memajukan pengetahuan perempuan di desa-desa terutama tentang agama dan kepemimpinan.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.