PERANAN RADEN BROTOSUTARJO DALAM PENGEMBANGAN PERGURUAN PENCAK SILAT BIMA (BUDAYA INDONESIA MATARAM)TAHUN 1919-1973
Abstract
Pencak silat merupakan khazanah budaya Indonesia yang sudah ada sejak zaman pra sejarah. Raden Brotosoetarjo adalah salah satu seseorang pemerhati budaya Jawa. Beliau memiliki tiga guru beladiri yang bernama Ki Parto Sardjono, Kyai Marzuki dan Yap Kie San, dari ketiga guru beliau mendapatkan formula beladiri baru yang diberi nama BIMA. Beliau mendirikan BIMA sebagai wadah apresiasi orang-orang di Yogyakarta pada 8 Februari 1953. Raden Brotosoetarjo ingin memupuk dan melestarikan kebudayaan bangsa serta meninggikan derajat bangsa Indonesia ditingkat internasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peranan Raden Brotosoetarjo sebagai pendiri BIMA, peranan Raden Brotosoetarjo dalam dunia pencak silat di Yogyakarta dan prestasinya Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis. Pertama, heuristik, yaitu tahap pengumpulan data atau sumber-sumber sejarah yang relevan. Sumber-sumber tersebut didapatkan berasal dari Sekertariat Pusat BIMA, Perpustakaan Padepokan Pencak Silat, Perpusnas, Grahatama, dan lain-lain. Kedua, verifikasi atau kritik sumber yaitu tahap pengkajian terhadap otentisitas dan kredibilitas sumber yang diperoleh baik dari segi fisik dan isi sumber. Ketiga, interpretasi atau penafsiran yaitu pencarian keterkaitan makna hubungan antara fakta-fakta yang telah diperoleh sehingga lebih bermakna. Keempat, historiografi atau penulisan yaitu penyampaian tulisan dalam bentuk karya sejarah.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan peran Raden Brotosoetarjo dalam dunia pencak silat dan pemikiran beliau. Peran beliau dalam dunia pencak silat tidak hanya mendirikan BIMA, namun juga berperan dalam keanggotaan organisasi pencak silat di skala nasional. Karakter Raden Brotosoetarjo yang tegas tetapi tetap rendah hati membuat beliau banyak disegani oleh masyarakat dan pendekar lain. Beliau juga dikenal sebagai seorang yang penyayang dan dermawan, sejak awal BIMA berdiri Raden Brotosoetarjo menghidupi organisasi tersebut dari kantong pribadinya. Perkembangan organisasi yang beliau asuh disadari oleh para pengurus dan anggotanya kurang berkembang seperti organisasi pencak silat yang lainnya. Faktor-faktornya yaitu, kurangnya publikasi, kurang informasi dan kurang sosialisasi menjadikan organisasi BIMA sedikit kurang dikenal oleh masyarakat. Sistem yang diterapkan oleh Raden Brotosoetarjo dalam menakodahi BIMA adalah sistem kekeluargaan, sehingga rasa solidaritas antar anggota BIMA semakin kuat.
Kata Kunci: Raden Brotosoetarjo, Pencak Silat, Yogyakarta
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.