Bisnis Perbioskopan di Kota Yogyakarta Tahun 1966-1998

Ilmiawati Safitri,

Abstract


ABSTRAK
Bisnis Perbioskopan di Kota Yogyakarta Tahun 1966-1998
Oleh:
Ilmiawati Safitri
11407144028
Bioskop telah ada di Kota Yogyakarta sejak awal tahun 1900-an yaitu ketika masa penjajahan Belanda. Melalui perkembangannya menonton film di bioskop merupakan salah satu hiburan yang paling digemari masyarakat kota ini. Masa kejayaan bisnis perbioskopan di kota ini terjadi ketika pemerintahan Soeharto, khususnya pada tahun 1970-1990-an. Disebut masa kejayaan karena merebaknya pendirian gedung bioskop. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui perkembangan bisnis perbioskopan di Kota Yogyakarta pada tahun 1966-1998, yaitu pada masa Orde Baru dengan berbagai kebijakan yang ada di dalamnya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis, yang menggunakan beberapa tahapan. Tahap pertama, heuristik, yaitu tahap pengumpulan data atau sumber-sumber sejarah yang relevan. Sumber-sumber yang didapatkan berasal dari Sinematek Indonesia, ANRI, Perpusnas, BPS Provinsi DIY, dan lain-lain. Selain itu penulis juga banyak menggunakan wawancara dengan para pelaku. Tahap kedua, verifikasi atau kritik sumber yaitu tahap pengkajian terhadap otentisitas dan kredibilitas sumber yang diperoleh baik dari segi fisik dan isi sumber. Tahap ketiga, interpretasi atau penafsiran yaitu pencarian keterkaitan makna hubungan antara fakta-fakta yang telah diperoleh sehingga lebih bermakna. Tahap keempat, historiografi atau penulisan yaitu penyampaian tulisan dalam bentuk karya sejarah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan dan pasang surut usaha bioskop di Kota Yogyakarta disebabkan oleh empat faktor, yaitu situasi politik, kepemilikan modal, regulasi pemerintah dan perkembangan teknologi. Selain itu, dapat diketahui bahwa dalam bisnis perbioskopan terjadi monopoli, dan hanya pengusaha besar saja yang dapat bertahan. Bisnis perbioskopan di Kota Yogyakarta merupakan bisnis bioskop terbesar secara finansial dan material di Provinsi DIY dan Jateng. Usaha kepengelolaan bioskop menjadi salah satu ladang usaha yang mengutungkan pada masa tersebut. Banyak pengusaha yang mendirikan gedung bioskop di kawasaan strategis. Industri perfilman juga dalam masa kejayaannya, karena produksi yang bertambah setiap tahun. Kejayaan bisnis ini tidak berlangsung lama, yang pada awalnya menguntungkan namun pada akhirnya membawa kerugian. Penyebabnya beragam, diantaranya adalah munculnya televisi swasta dan peredaran VCD dan DVD, juga munculnya Grup 21.


Full Text:

PDF PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.