PERJUANGAN PENCETAKAN ORITA DI KOTA SIBOLGA PADA TAHUN 1947-1950
Abstract
Abstrak
Indonesia telah berhasil mempunyai mata uang sendiri yang menunjukkan rasa nasionalisme dan kegigihan mempertahankan kemerdekaan bangsa, yaitu Oeang Repoeblik Indonesia (ORI). Dalam perjalanannya, ORI belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang telah diakui secara de facto, yaitu Jawa, Madura dan Sumatera. Oleh karena itu, pemerintah pusat memberi wewenang kepada Sumatera untuk mencetak uang sendiri, yang diberi nama ORIPS (Oeang Repoeblik Indonesia Propinsi Sumatera). Akibat Agresi Militer Belanda pada tahun 1947, penyebaran ORIPS pun terhambat dan memutus hubungan dengan pusat. Akhirnya, dimintalah izin kepada Gubernur oleh karesidenan untuk mencetak uang sendiri guna memperlancar ekonomi daerah. Tujuan penulisan ini adalah mengetahui perjuangan pencetakan ORITA yang dilakukan di Sibolga. Mengetahui penyebab tidak meratanya mata uang dari pusat ke wilayah Tapanuli juga menjadi tujuan yang tidak kalah pentingnya. Penulisan juga akan membahas mengenai latar belakang pencetakan, pemilihan tempat percetakan dan peran ORITA selama perang kemerdekaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan diberinya izin kepada karesidenan untuk mencetak uang sendiri, memberi rasa bangga terhadap Karesidenan Tapanuli, khususnya kota Sibolga. Keputusan untuk mencetak ORITA di Sibolga dikarenakan kota Sibolga telah menjadi kota penting sejak zaman kolonial hingga perang kemerdekaan. Selain itu, tempat percetakan yang dipilih oleh Residen berada di Kota Sibolga, yaitu Percetakan Bin Harun Siregar. Pencetakan ORITA juga mengalami kesulitan karena Belanda mulai menyusur ke daerah-daerah Tapanuli, tidak terkecuali Sibolga. Pencetakan pun harus berpindah untuk menghindari serangan Belanda dan demi kelangsungan ekonomi Tapanuli. Pencetakan ORITA dan uang daerah lainnya ditarik dari perderan ketika terbitnya uang pemerintah RIS.
Indonesia telah berhasil mempunyai mata uang sendiri yang menunjukkan rasa nasionalisme dan kegigihan mempertahankan kemerdekaan bangsa, yaitu Oeang Repoeblik Indonesia (ORI). Dalam perjalanannya, ORI belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang telah diakui secara de facto, yaitu Jawa, Madura dan Sumatera. Oleh karena itu, pemerintah pusat memberi wewenang kepada Sumatera untuk mencetak uang sendiri, yang diberi nama ORIPS (Oeang Repoeblik Indonesia Propinsi Sumatera). Akibat Agresi Militer Belanda pada tahun 1947, penyebaran ORIPS pun terhambat dan memutus hubungan dengan pusat. Akhirnya, dimintalah izin kepada Gubernur oleh karesidenan untuk mencetak uang sendiri guna memperlancar ekonomi daerah. Tujuan penulisan ini adalah mengetahui perjuangan pencetakan ORITA yang dilakukan di Sibolga. Mengetahui penyebab tidak meratanya mata uang dari pusat ke wilayah Tapanuli juga menjadi tujuan yang tidak kalah pentingnya. Penulisan juga akan membahas mengenai latar belakang pencetakan, pemilihan tempat percetakan dan peran ORITA selama perang kemerdekaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan diberinya izin kepada karesidenan untuk mencetak uang sendiri, memberi rasa bangga terhadap Karesidenan Tapanuli, khususnya kota Sibolga. Keputusan untuk mencetak ORITA di Sibolga dikarenakan kota Sibolga telah menjadi kota penting sejak zaman kolonial hingga perang kemerdekaan. Selain itu, tempat percetakan yang dipilih oleh Residen berada di Kota Sibolga, yaitu Percetakan Bin Harun Siregar. Pencetakan ORITA juga mengalami kesulitan karena Belanda mulai menyusur ke daerah-daerah Tapanuli, tidak terkecuali Sibolga. Pencetakan pun harus berpindah untuk menghindari serangan Belanda dan demi kelangsungan ekonomi Tapanuli. Pencetakan ORITA dan uang daerah lainnya ditarik dari perderan ketika terbitnya uang pemerintah RIS.
Refbacks
- There are currently no refbacks.