GERAKAN DARUL ISLAM / TENTARA ISLAM INDONESIA DI KECAMATAN SALEM BREBES : PERSEBARAN DAN PEMBERONTAKANNYA (1948-1951)

Euis Karlina,

Abstract


Abstrak
Skripsi ini mengkaji tentang gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, khususnya di Kecamatan Salem dari awal proses persebaran, hingga meletusnya pemberontakan tahun 1949 di Kecamatan Salem. Masuknya DI/TII ke Salem
melalui dua jalur yaitu Selatan melalui Cilacap dan Timur melalui Bantarkawung. Faktor geografis yang strategis, keadaan pemerintahan yang belum stabil dan sikap fanatik dalam beragama mempegaruhi timbulnya ambisi membentuk negara berdasarkan syariat Islam. Keadaan yang demikian memudahkan DI/TII masuk dan menyebarkan pengaruhnya terhadap penduduk Salem. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui proses persebaran dan pemberontakan DI/TII di Kecamatan Salem sekitar tahun 1948-1951.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah kritis, yang terdiri dari empat tahapan yaitu: Pertama, heuristik yaitu menghimpun jejak-jejak masa lampau berupa primer maupun sekunder yang relevan. Kedua, kritik sumber (Verivikasi) ditentukan dengan penilaian dan pengujian terhadap sumber sejarah sehingga dapat ditentukan otentitasnya dan kredibilitas agar fakta yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Ketiga, interpretasi yaitu penafsiran dengan menganalisa hubungan dengan fakta-fakta sejarah. Terakhir, historiografi yaitu menyusun penulisan secara sistematis dan kronologis dengan fakta-fakta sejarah
sehingga mudah dipahami. Salem merupakan sebuah kecamatan dengan letak geografi yang strategis, sebagai daerah pertahanan. Kondisi sosial yang dalam keadaan terpuruk dan sikap fanatik terhadap Islam memudahkan masuknya pengaruh DI/TII. Tahun 1949 Salem merupakan daerah basis pemberontakan DI/TII, seperti desa Tembongraja, Bentarsari dan Capar. Pada daerah ini, DI/TII melakukan perekrutan anggota melalui pesantren dan berhasil merekrut 12 orang anggota. Setelah mempunyai kekuatan yang cukup, pada 5 Mei 1949 dilakukan pelucutan senjata terhadap staf Komando SWKS III di Bentarsari. Selain pelucutan senjata, DI/TII juga melakukan penyergapan terhadap Satu regu pasukan MOBRIG dan pimpinannya
yang ditembak mati di Desa Capar. Kekacauan yang ditimbulkan DI/TII sangat merugikan, pemerintah dan masyarakat segera melakukan penumpasan dengan
berunding agar anggota DI/TII menyerah secara damai. Setelah cara tersebut tidak menghasilkan perdamaian dilakukan penumpasan dengan cara fisik. Pada 1962
pemberontakan berhasil ditumpas, keadaan kembali stabil dan anggota DI/TII dikenakan sanksi.

Full Text:

PDF PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.