PERKEMBANGAN HOLLANDSCH INLANDSCHE SCHOOL DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 1915 – 1942
Abstract
Pendidikan di Indonesia terus mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan zaman dan pemerintahan. Salah satu lembaga pendidikan pada masa
kolonial Belanda adalah Hollandsch Inlandsche School. Tujuan penelitian ini adalah (1)
Mengetahui perkembangan pendidikan di Yogyakarta; (2) Mengetahui Perkembangan
Hollandsch Inlandsche School di Yogyakarta Tahun 1915 – 1942; (3) Mengetahui
Dampak Sosial, Ekonomi, dan Budaya Hollandsch Inlandsche School di Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa; (1) pada awalnya pendidikan di Yogyakarta hanya ditujukkan bagi anak raja
melalui sekolah partikelir di Pakualaman pada tahun 1879 dan Sri Manganti tahun 1890
di lingkungan Keraton. (2) HIS pertama yang difungsikan di Yogyakarta pada tahun 1915
bertempat di Jetis yang sebelumnya berupa sekolah kelas satu. Sekolah HIS
menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar dan kurikulum yang hampir
sama dengan yang diterapkan di ELS. (3) Dampak sosial dari adanya HIS di Yogyakarta
adalah penguasaan bahasa Belanda di kalangan pribumi, mengurangi buta huruf, dan
menciptakan jarak antara murid HIS dengan masyarakat sekitar. Dampak ekonomi dari
adanya HIS adalah murid-murid HIS mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan
kedudukan yang lebih tinggi di kantor pemerintahan Belanda. Dampak budaya akibat
keberadaan HIS adalah pada gaya hidup murid HIS terutama dalam surat menyurat dan
berinteraksi dengan orang Eropa.
perkembangan zaman dan pemerintahan. Salah satu lembaga pendidikan pada masa
kolonial Belanda adalah Hollandsch Inlandsche School. Tujuan penelitian ini adalah (1)
Mengetahui perkembangan pendidikan di Yogyakarta; (2) Mengetahui Perkembangan
Hollandsch Inlandsche School di Yogyakarta Tahun 1915 – 1942; (3) Mengetahui
Dampak Sosial, Ekonomi, dan Budaya Hollandsch Inlandsche School di Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa; (1) pada awalnya pendidikan di Yogyakarta hanya ditujukkan bagi anak raja
melalui sekolah partikelir di Pakualaman pada tahun 1879 dan Sri Manganti tahun 1890
di lingkungan Keraton. (2) HIS pertama yang difungsikan di Yogyakarta pada tahun 1915
bertempat di Jetis yang sebelumnya berupa sekolah kelas satu. Sekolah HIS
menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar dan kurikulum yang hampir
sama dengan yang diterapkan di ELS. (3) Dampak sosial dari adanya HIS di Yogyakarta
adalah penguasaan bahasa Belanda di kalangan pribumi, mengurangi buta huruf, dan
menciptakan jarak antara murid HIS dengan masyarakat sekitar. Dampak ekonomi dari
adanya HIS adalah murid-murid HIS mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan
kedudukan yang lebih tinggi di kantor pemerintahan Belanda. Dampak budaya akibat
keberadaan HIS adalah pada gaya hidup murid HIS terutama dalam surat menyurat dan
berinteraksi dengan orang Eropa.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.