PENGHAPUSAN PENDIDIKAN DIKOTOMIS: LEMBAGA PENDIDIKANMA’ARIF TAHUN 1938-1975
Abstract
Munculnya dikotomi antara ilmu pendidikan agama dan umum telah menjadi
problematika dalam perkembangan pendidikan Islam awal abad ke-20. Adanya dikotomi
pendidikan agama dan umum telah menjadi pemicu terbentuknya madrasah oleh kalangan
modernis. Namun, ketika kalangan modernis memandang bahwa pesantren sudah tidak
relevan dalam pendidikan Islam, para pendidik pesantren mulai membentuk organisasi
yang mewadahi kepentingan tradisional bernama Nadhlatul Ulama (NU) yang nantinya
akan menaungi Lembaga Pendidikan Ma’arif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bentuk penghapusan pendidikan dikotomis yang dilakukan LP. Ma’arif sehingga nantinya
berdampak pada perkembangan LP. Ma’arif tahun 1938-1945. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pada awal pendirian LP. Ma’arif terdapat beberapa tantangan yaitu
kurangnya sistem pengorganisasian, dan masih sedikit dalam menambahkan mata
pelajaran umum. Akan tetapi setelah modernisasi pendidikan oleh KH. A. Wahid Hasyim
pada tahun 1938, secara tahap demi tahap LP. Ma’arif terus mengalami peningkatan baik
dari segi kurikulum maupun jenjang pendidikan, sehingga pada tahun 1938-1975, LP.
Ma’arif telah menaungi jenjang pendidikan dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan
Tinggi.
problematika dalam perkembangan pendidikan Islam awal abad ke-20. Adanya dikotomi
pendidikan agama dan umum telah menjadi pemicu terbentuknya madrasah oleh kalangan
modernis. Namun, ketika kalangan modernis memandang bahwa pesantren sudah tidak
relevan dalam pendidikan Islam, para pendidik pesantren mulai membentuk organisasi
yang mewadahi kepentingan tradisional bernama Nadhlatul Ulama (NU) yang nantinya
akan menaungi Lembaga Pendidikan Ma’arif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bentuk penghapusan pendidikan dikotomis yang dilakukan LP. Ma’arif sehingga nantinya
berdampak pada perkembangan LP. Ma’arif tahun 1938-1945. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pada awal pendirian LP. Ma’arif terdapat beberapa tantangan yaitu
kurangnya sistem pengorganisasian, dan masih sedikit dalam menambahkan mata
pelajaran umum. Akan tetapi setelah modernisasi pendidikan oleh KH. A. Wahid Hasyim
pada tahun 1938, secara tahap demi tahap LP. Ma’arif terus mengalami peningkatan baik
dari segi kurikulum maupun jenjang pendidikan, sehingga pada tahun 1938-1975, LP.
Ma’arif telah menaungi jenjang pendidikan dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan
Tinggi.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.