PERISTIWA KERETA API BINTARO 1987: ANALISIS HUMAN ERROR PADA KECELAKAAN
Abstract
Pada zaman modern ini, Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT)
mengabarkan bahwa selama kurun 2010 hingga 2016 tercatat 35 kecelakaan kereta api di
Indonesia dengan korban jiwa sebanyak 55 jiwa dan 240 orang terluka. Melihat dari
sejarah perkeretaapian Indonesia, ternyata kecelakaan bukan sesuatu yang baru.
Kecelakaan kereta api yang terjadi di Bintaro, Jakarta Selatan, pada 19 Oktober 1987
merupakan salah satu kecelakaan yang terbesar sepanjang sejarah perkeretaapian di
Indonesia. Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui faktor-faktor penyebab dan
dampak dari kecelakaan kereta api di Bintaro.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa human error, kedisplinan masyarakat dan
pegawai PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) rendah, serta sarana yang tidak memadai
sebagai sebab utama kecelakaan. Peristiwa ini berawal dari kesalahapahaman PPKA
Sudimara dengan PPKA Kebayoran Lama. Masinis KA 225 yang awalnya diberi perintah
untuk melakukan langsir di Stasiun Sudimara, justru memberangkatkan rangkaian kereta
ke Stasiun Kebayoran Lama karena mematuhi perintah sebelumnya. Akibatnya, KA 220
yang sudah berangkat dari Stasiun Kebayoran Lama bertabrakan dengan KA 225 di
Pondok Betung Pesanggrahan Bintaro. Total 129 orang meninggal dan 291 mengalami
luka dalam kecelakaan ini
mengabarkan bahwa selama kurun 2010 hingga 2016 tercatat 35 kecelakaan kereta api di
Indonesia dengan korban jiwa sebanyak 55 jiwa dan 240 orang terluka. Melihat dari
sejarah perkeretaapian Indonesia, ternyata kecelakaan bukan sesuatu yang baru.
Kecelakaan kereta api yang terjadi di Bintaro, Jakarta Selatan, pada 19 Oktober 1987
merupakan salah satu kecelakaan yang terbesar sepanjang sejarah perkeretaapian di
Indonesia. Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui faktor-faktor penyebab dan
dampak dari kecelakaan kereta api di Bintaro.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa human error, kedisplinan masyarakat dan
pegawai PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) rendah, serta sarana yang tidak memadai
sebagai sebab utama kecelakaan. Peristiwa ini berawal dari kesalahapahaman PPKA
Sudimara dengan PPKA Kebayoran Lama. Masinis KA 225 yang awalnya diberi perintah
untuk melakukan langsir di Stasiun Sudimara, justru memberangkatkan rangkaian kereta
ke Stasiun Kebayoran Lama karena mematuhi perintah sebelumnya. Akibatnya, KA 220
yang sudah berangkat dari Stasiun Kebayoran Lama bertabrakan dengan KA 225 di
Pondok Betung Pesanggrahan Bintaro. Total 129 orang meninggal dan 291 mengalami
luka dalam kecelakaan ini
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.