AKTIVITAS PERDAGANGAN ETNIS TIONGHOA DI PONTIANAK TAHUN 1819-1942

Widya Sari Dewi,

Abstract


Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie ingin menjadikan Kota Pontianak menjadi bandar dagang yang besar. Kota Pontianak didirikan di muara pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai Landak, karena lokasi ini sangat strategis sebagai lokasi perniagaan baik bagi kapal antar pulau maupun kapal-kapal dari pedalaman yang membawa hasil buminya. Sultan Pontianak memahami bahwa orang Tionghoa memili pengaruh bagi perdagangan kota Pontianak. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui migrasi orang Tionghoa ke Pontianak. Selain itu juga untuk mengetahui aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh orang Tionghoa. Terakhir yang dibahas dalam studi ini adalah jaringan dagang dan kantor-kantor dagang orang Tionghoa di Pontianak. Migrasi orang Tionghoa ke Pontianak terjadi secara besar-besaran pada akhir abad ke 18 ketika Sultan mengundang mereka untuk melakukan kegiatan  pertambangan dan menghidupkan kegiatan perdagangan di Pontianak. Orang Tionghoa lalu membuat permukiman dan berkembang menjadi Pasar Tionghoa Pontianak. Aktivitas perdagangan dimulai dan perdagangan emas dan berlanjut berdagang di Pasar Tionghoa Pontianak. Aktivitas perdagangan mereka berlangsung selama 24 jam. Dalam perdagangan orang Tionghoa memiliki hubungan dagang dengan orang pedalaman yaitu orang Dayak dan juga dengan luar negeri yaitu Singapura.

 Kata kunci: Etnis Tionghoa, Perdagangan, Pontianak.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.