REORGANISASI DAN RASIONALISASI ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA DI JAWA TAHUN 1947-1949
Abstract
Golongan pemuda menjadi pelopor dalam membentuk organisasi-organisasi perjuangan dalam rangka untuk mempertahankan kemerdekaan. Golongan pemuda memiliki anggapan bahwa dalam mempertahankan kemerdekaan tidak cukup dengan jalan diplomasi, sehingga sejak awal kemerdekaan pada saat kondisi sosial, ekonomi dan politik RI belum stabil terbentuk banyak organisasi bersenjata di samping terbentuk Angkatan Perang RI. Melihat kondisi yang terjadi pemerintah menjalankan kebijakan Reorganisasi dan Rasionalisasi (Rera) agar penggunaan tenaga AP menjadi efektif dan sesuai kondisi yang ada. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui proses pelaksanaan Rera di Jawa pada tahun 1947-1949. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan Rera yang dilakukan pada masa Kabinet Amir Syarifudin dan Mohammad Hatta memiliki motivasi, konsep dan cara yang bertentangan untuk merealisasikan program Rera. Hal tersebut menjadi hambatan pelaksanaan Rera pada masa Kabinet Mohammad Hatta, namun cukup memiliki dampak pada APRI. Adanya Rera dalam AP menghasilkan pembagian tugas menjadi jelas, terbukti dengan terbentuknya staf AP, yang disampingnya terdapat pimpinan taktis yaitu Panglima Besar Angkatan Perang berdasarkan Undang- Undang No. 3 serta diperkuat dalam Penetapan Presiden No. 9 Tahun 1948. Selain itu Rera juga mengurangi adanya pengacau, serta terbentuk sistem penetapan pangkat dengan jelas. Adanya kebijakan tersebut membuat beberapa kelompok merasa tidak puas, dirugikan dan tersingkir. Akibatnya mereka melakukan penolakan dan pembelotan-pembelotan kepada pemerintah.
Kata Kunci: Reorganisasi dan Rasionalisasi, Angkatan Perang RI, Jawa 1948
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.