PERKEMBANGAN PERKEBUNAN TEMBAKAU DI KARESIDENAN KEDU TAHUN 1836-1900

Arif Iksanudin,

Abstract


Tembakau telah dikenal sebagai bahan baku utama pembuatan rokok. Dunia sudah sangat lama mengenal tembakau sebagai komoditi ekspor yang sangat menguntungkan karena harganya yang mahal. Pemerintah kolonial Belanda juga mengembangkan tembakau di wilayah jajahannya. Pemerintah kolonial memasukan tanaman tembakau sebagai tanaman yang harus ditanam dalam sistem tanam paksa yang dilaksanakan di Nusantara. Tujuan penulisan ini adalan untuk mengetahui perkembangan perkebunan tembakau di Karesidenan Kedu tahun 1836-1900. Hasil penelitian ini  menunjukan bahwa ekologi wilayah Karesidenan Kedu sangat mempengaruhi tanaman tembakau. Hal ini dibukitkan dengan penanaman bibit yang sama pada tahun 1831 menghasilkan kualitas dan kuantitas yang berbeda. Pada tahun 1836 mulai digencarkan penanaman tembakau di Karesidenan Kedu. Seperti halnya di daerah distrik Temanggung bisa mendapatkan kualitas bagus sedangkan dengan distrik Muntilan dengan kualitas dibawahnya dan jumlah yang dihasilkan tidak sebanyak distrik Temanggung. Dengan banyaknya hasil tembakau yang berkualitas ekspor, maka bermunculan pabrik rokok yang berada di distrik Magelang dengan skala besar yang bisa menembus pasar internasional. Dampak dari adanya tembakau di Karesidenan Kedu juga membuat lalu lintas dan jalan di Karesidenan Kedu ini mningkat dan jalan-jalan juga banyak yang di perlebar dan diperkeras. Dari segi penduduknya juga banyak yang menjadi petani tembakau yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat karena masyarakat tidak jauh dalam mendistribusikan hasil panennya.

 

Kata Kunci: Perkembangan, Tembakau, Kedu


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.