KEEFEKTIFAN KOMBINASI TERAPI PANAS DAN DINGIN DENGAN TERAPI PANAS, TERAPI DINGIN TERHADAP CEDERA OTOT HAMSTRING
Abstract
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi panas, terapi dingin, dan
kombinasi terapi panas dan dingin untuk mengurangi terjadinya cedera pada otot hamstring.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Pre Eksperimental dengan model experimen group
pretest-posttest. Terdapat tiga kelompok yang diberikan treatment berupa tes awal dan tes akhir
dengan penentuan diagnosa cedera otot hamstring tersebut menggunakan angket tanda peradangan.
Instrumen yang digunakan adalah Skala Numerik atau Numeric Rating Scale (NRS) yang memiliki
skor 0 sampai 10. Subjek dalam penelitian ini mahasiswa FIK UNY yang mengalami cedera otot
hamstring sebanyak 15 orang, 5 orang diberi perlakuan terapi panas, 5 orang diberikan terapi dingin,
dan 5 orang diberi terapi panas dan dingin. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif, uji normalitas dengan Kolmogrov-Smirov Test (p>0,05), Uji homogenitas dicari dengan uji
Levene test (p>0,05), dilanjutkan uji anova dengan menggunakan uji paired t test untuk mengetahui
efektifitas masing-masing varibel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,000<0,05 yang berarti kombinasi terapi panas dingin
efektif menangani cedera otot hamstring. Mean pada ketiga jenis terapi menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Hasil uji lanjutan menunjukkan bahwa terapi panas dingin (kombinasi) memiliki mean
yang lebih besar dibandingkan dengan terapi panas maupun terapi dingin. Mean terapi panas dingin
lebih besar 5 poin dibandingkan terapi panas, dan lebih besar 3,4 poin dibandingkan terapi dingin, dan
perbedaan antara terapi panas dan terapi dingin sebesar 1,6 poin. Hal ini berarti terapi kombinasi
panas dingin memiliki tingkat efektifitas yang lebih baik dalam menangani cedera otot hamstring
dibandingkan dengan terapi panas dan terapi dingin.
Kata kunci: terapi panas, terapi dingin, cedera otot hamstring
Abstract
This study aimed to determine the effect of heat therapy, cold therapy, and the combination of
heat and cold therapy to reduce the injury of hamstring muscle. This study uses Pre Experimental
method with a model of the pretest-posttest experimental group. There are three groups given the
treatment in the form of the initial test and final test with the determination of the hamstring muscle
injury diagnosis using a questionnaire of inflammatory markers. The instrument used was a Numeric
Scale or Numeric Rating Scale (NRS) which has a score of 0 to 10. The subjects in this study were
students of Physical Science Faculty of Yogyakarta State University who had hamstring muscle injury
of 15 people consisted of five students were treated with heat therapy, five students were treated with
cold therapy, and 5 students were given hot and cold therapy. Data analysis technique used was
descriptive analysis, test for normality with the Kolmogorov-Smirov Test (p> 0.05), Test homogeneity
according to Levene test (p> 0.05), followed by ANOVA test using a paired t test to determine the
effectiveness of each independent variable on the dependent variable. The results showed that the p
value of 0.000 <0.05, which means the combination of cold heat therapy effectively handle the
hamstring muscle injury. Mean on three types of therapy showed a significant difference. Results of
further tests showed that the cold heat therapy (combination) have a greater mean than the heat
therapy or cold therapy. The mean of cold-heat therapy had 5 points higher than heat therapy, and
3.4 points higher than the cold therapy, and the difference between heat therapy and cold therapy of
1.6 points. This means that the hot-cold combination therapy have a better level of effectiveness in
dealing with hamstring muscle injury compared with heat therapy and cold therapy.
Keywords: heat therapy, cold therapy, hamstring muscle injury
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi panas, terapi dingin, dan
kombinasi terapi panas dan dingin untuk mengurangi terjadinya cedera pada otot hamstring.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Pre Eksperimental dengan model experimen group
pretest-posttest. Terdapat tiga kelompok yang diberikan treatment berupa tes awal dan tes akhir
dengan penentuan diagnosa cedera otot hamstring tersebut menggunakan angket tanda peradangan.
Instrumen yang digunakan adalah Skala Numerik atau Numeric Rating Scale (NRS) yang memiliki
skor 0 sampai 10. Subjek dalam penelitian ini mahasiswa FIK UNY yang mengalami cedera otot
hamstring sebanyak 15 orang, 5 orang diberi perlakuan terapi panas, 5 orang diberikan terapi dingin,
dan 5 orang diberi terapi panas dan dingin. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif, uji normalitas dengan Kolmogrov-Smirov Test (p>0,05), Uji homogenitas dicari dengan uji
Levene test (p>0,05), dilanjutkan uji anova dengan menggunakan uji paired t test untuk mengetahui
efektifitas masing-masing varibel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,000<0,05 yang berarti kombinasi terapi panas dingin
efektif menangani cedera otot hamstring. Mean pada ketiga jenis terapi menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Hasil uji lanjutan menunjukkan bahwa terapi panas dingin (kombinasi) memiliki mean
yang lebih besar dibandingkan dengan terapi panas maupun terapi dingin. Mean terapi panas dingin
lebih besar 5 poin dibandingkan terapi panas, dan lebih besar 3,4 poin dibandingkan terapi dingin, dan
perbedaan antara terapi panas dan terapi dingin sebesar 1,6 poin. Hal ini berarti terapi kombinasi
panas dingin memiliki tingkat efektifitas yang lebih baik dalam menangani cedera otot hamstring
dibandingkan dengan terapi panas dan terapi dingin.
Kata kunci: terapi panas, terapi dingin, cedera otot hamstring
Abstract
This study aimed to determine the effect of heat therapy, cold therapy, and the combination of
heat and cold therapy to reduce the injury of hamstring muscle. This study uses Pre Experimental
method with a model of the pretest-posttest experimental group. There are three groups given the
treatment in the form of the initial test and final test with the determination of the hamstring muscle
injury diagnosis using a questionnaire of inflammatory markers. The instrument used was a Numeric
Scale or Numeric Rating Scale (NRS) which has a score of 0 to 10. The subjects in this study were
students of Physical Science Faculty of Yogyakarta State University who had hamstring muscle injury
of 15 people consisted of five students were treated with heat therapy, five students were treated with
cold therapy, and 5 students were given hot and cold therapy. Data analysis technique used was
descriptive analysis, test for normality with the Kolmogorov-Smirov Test (p> 0.05), Test homogeneity
according to Levene test (p> 0.05), followed by ANOVA test using a paired t test to determine the
effectiveness of each independent variable on the dependent variable. The results showed that the p
value of 0.000 <0.05, which means the combination of cold heat therapy effectively handle the
hamstring muscle injury. Mean on three types of therapy showed a significant difference. Results of
further tests showed that the cold heat therapy (combination) have a greater mean than the heat
therapy or cold therapy. The mean of cold-heat therapy had 5 points higher than heat therapy, and
3.4 points higher than the cold therapy, and the difference between heat therapy and cold therapy of
1.6 points. This means that the hot-cold combination therapy have a better level of effectiveness in
dealing with hamstring muscle injury compared with heat therapy and cold therapy.
Keywords: heat therapy, cold therapy, hamstring muscle injury
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.