KONTRIBUSI PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN SAPU RAYUNG TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA BOJONG KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
Abstract
Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1. Perbandingan faktor produksi industri kerajinan sapu rayung. 2. Hambatan industri kerajinan sapu rayung dan upaya mengatasi. 3. Total pendapatan rumah tangga pengrajin. 4. Kontribusi pendapatan industri kerajinan sapu
rayung terhadap total pendapatan rumah tangga pengrajin. 5. Tingkat kesejahteraan rumah tangga pengrajin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian yaitu seluruh kepala rumah tangga pengrajin sapu rayung berjumlah 74 jiwa dari dua dusun 51 jiwa di Dusun Keprekan dan 23 jiwa di Dusun Dendengan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data meliputi editing, koding dan tabulasi. Teknik analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisis statistik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Perbandingan faktor produksi: a. modal awal di Dusun Keprekan lebih besar dibandingkan Dusun Dendengan, b. pembelian bahan baku Dusun Keprekan lebih banyak dibanding Dusun Dendengan, c. di Dusun Keprekan lebih banyak menggunakan tenaga kerja upahan dibandingkan Dusun Dendengan, d. pemasaran sapu rayung Dusun Keprekan lebih luas dibandingkan Dusun Dendengan, e. transportasi dengan sepeda motor Dusun Keprekan lebih sedikit dibandingkan Dusun Dendengan, f. pemanfaatan sinar matahari Dusun Keprekan lebih banyak dibanding Dusun Dendengan. 2. Hambatan industri kerajinan sapu rayung, a. modal: Dusun Keprekan lebih rendah dibandingkan Dusun Dendengan, upaya: meminjam pada keluarga, menyimpan uang hasil penjualan sebelumnya, b. bahan baku: Dusun Keprekan lebih besar dibandingkan Dusun Dendengan, upaya: membeli banyak bahan baku di awal musim, c. tenaga kerja: Dusun Keprekan lebih tinggi dibandingkan Dusun Dendengan, upaya: menambah tenaga kerja upahan dari luar, d. pemasaran: Dusun Keprekan lebih rendah dibandingkan Dusun Dendengan, upaya: memasarkan secara mandiri, meningkatkan kualitas, inovasi, promosi online, e. sumber energi: Dusun Keprekan lebih banyak dibandingkan Dusun Dendengan, upaya: persediaan rayung dijemur saat musim kemarau. 3. Total pendapatan rumah tangga Dusun Keprekan lebih tinggi dibandingkan Dusun Dendengan. 4. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif pendapatan industri kerajinan sapu rayung Dusun Keprekan lebih besar dibanding Dusun Dendengan. 5. Tingkat kesejahteraan rumah tangga pengrajin di Dusun Keprekan lebih tinggi dibandingkan Dusun Dendengan
rayung terhadap total pendapatan rumah tangga pengrajin. 5. Tingkat kesejahteraan rumah tangga pengrajin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian yaitu seluruh kepala rumah tangga pengrajin sapu rayung berjumlah 74 jiwa dari dua dusun 51 jiwa di Dusun Keprekan dan 23 jiwa di Dusun Dendengan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data meliputi editing, koding dan tabulasi. Teknik analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisis statistik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Perbandingan faktor produksi: a. modal awal di Dusun Keprekan lebih besar dibandingkan Dusun Dendengan, b. pembelian bahan baku Dusun Keprekan lebih banyak dibanding Dusun Dendengan, c. di Dusun Keprekan lebih banyak menggunakan tenaga kerja upahan dibandingkan Dusun Dendengan, d. pemasaran sapu rayung Dusun Keprekan lebih luas dibandingkan Dusun Dendengan, e. transportasi dengan sepeda motor Dusun Keprekan lebih sedikit dibandingkan Dusun Dendengan, f. pemanfaatan sinar matahari Dusun Keprekan lebih banyak dibanding Dusun Dendengan. 2. Hambatan industri kerajinan sapu rayung, a. modal: Dusun Keprekan lebih rendah dibandingkan Dusun Dendengan, upaya: meminjam pada keluarga, menyimpan uang hasil penjualan sebelumnya, b. bahan baku: Dusun Keprekan lebih besar dibandingkan Dusun Dendengan, upaya: membeli banyak bahan baku di awal musim, c. tenaga kerja: Dusun Keprekan lebih tinggi dibandingkan Dusun Dendengan, upaya: menambah tenaga kerja upahan dari luar, d. pemasaran: Dusun Keprekan lebih rendah dibandingkan Dusun Dendengan, upaya: memasarkan secara mandiri, meningkatkan kualitas, inovasi, promosi online, e. sumber energi: Dusun Keprekan lebih banyak dibandingkan Dusun Dendengan, upaya: persediaan rayung dijemur saat musim kemarau. 3. Total pendapatan rumah tangga Dusun Keprekan lebih tinggi dibandingkan Dusun Dendengan. 4. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif pendapatan industri kerajinan sapu rayung Dusun Keprekan lebih besar dibanding Dusun Dendengan. 5. Tingkat kesejahteraan rumah tangga pengrajin di Dusun Keprekan lebih tinggi dibandingkan Dusun Dendengan
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Geo Educasia - S1