ESTIMASI HARGA LAHAN DI KECAMATAN GAMPING BERBANTUAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Abstract
"> Tujuan penelitian:(1)Mengetahui pola persebaran harga lahan di Kecamatan Gamping
berdasarkan estimasi harga lahan,(2)Mengetahui besaran estimasi harga dan Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP) bumi,(3)Menilai kesesuaian NJOP bumi dengan harga estimasi lahan,(4)Menentukan faktor
yang paling berperan terhadap harga lahan. Populasi penelitian adalah unit penggunaan lahan. Jumlah
sampel dihitung menggunakan metode Fitzpatrick Lins diperoleh sampel sebanyak 56 titik, dan
ditentukan dengan teknik random sampling. Sampel uji akurasi diperoleh melalui interpretasi citra
Quickbird, diuji dengan metode confussion matrix calculation dan indeks kappa. Data dikumpulkan
dengan interpretasi citra, dokumentasi, cek lapangan dan observasi. Teknik analisis data meliputi
pengharkatan, buffer, overlay, analisis tetangga terdekat dan analisis regresi. Hasil penelitian
menyatakan:(1)Pola persebaran harga lahan di Kecamatan Gamping adalah mengelompok (cluster).
Kelas I (luas 4,71km2) memiliki pola persebaran harga yang mengelompok di Desa Nogotirto,
Banyuraden dan Ambarketawang. Kelas II (6 km2) mengelompok di beberapa dusun pada setiap desa.
Kelas III (6,14km2) mengelompok sepanjang jalan arteri dan kolektor. Kelas IV (7,05km2) di Desa
Balecatur dan Ambarketawang. Kelas V (5,35km2) di Desa Balecatur.(2)Estimasi harga lahan
berdasarkan NJOP bumi dibagi 5 kelas yaitu, kelas harga I Rp. ≥ 4.155.000-5.095.000/m2,kelas II Rp.
3.375.000-4.155.000/m2, kelas III Rp. 2.352.000-3.100.000/m2, kelas IV Rp.1.416.000-2.176.000/m2,
dan kelas V Rp. 394.000-1.274.000/m2.(3)Tidak ada kesesuaian NJOP bumi dengan harga lahan. Nilai
NJOP dilapangan lebih rendah daripada harga lahan di pasaran. (4)Faktor yang paling berperan
terhadap nilai lahan adalah aksesibilitas lahan positif dengan nilai sumbangan efektif 76,1%.
berdasarkan estimasi harga lahan,(2)Mengetahui besaran estimasi harga dan Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP) bumi,(3)Menilai kesesuaian NJOP bumi dengan harga estimasi lahan,(4)Menentukan faktor
yang paling berperan terhadap harga lahan. Populasi penelitian adalah unit penggunaan lahan. Jumlah
sampel dihitung menggunakan metode Fitzpatrick Lins diperoleh sampel sebanyak 56 titik, dan
ditentukan dengan teknik random sampling. Sampel uji akurasi diperoleh melalui interpretasi citra
Quickbird, diuji dengan metode confussion matrix calculation dan indeks kappa. Data dikumpulkan
dengan interpretasi citra, dokumentasi, cek lapangan dan observasi. Teknik analisis data meliputi
pengharkatan, buffer, overlay, analisis tetangga terdekat dan analisis regresi. Hasil penelitian
menyatakan:(1)Pola persebaran harga lahan di Kecamatan Gamping adalah mengelompok (cluster).
Kelas I (luas 4,71km2) memiliki pola persebaran harga yang mengelompok di Desa Nogotirto,
Banyuraden dan Ambarketawang. Kelas II (6 km2) mengelompok di beberapa dusun pada setiap desa.
Kelas III (6,14km2) mengelompok sepanjang jalan arteri dan kolektor. Kelas IV (7,05km2) di Desa
Balecatur dan Ambarketawang. Kelas V (5,35km2) di Desa Balecatur.(2)Estimasi harga lahan
berdasarkan NJOP bumi dibagi 5 kelas yaitu, kelas harga I Rp. ≥ 4.155.000-5.095.000/m2,kelas II Rp.
3.375.000-4.155.000/m2, kelas III Rp. 2.352.000-3.100.000/m2, kelas IV Rp.1.416.000-2.176.000/m2,
dan kelas V Rp. 394.000-1.274.000/m2.(3)Tidak ada kesesuaian NJOP bumi dengan harga lahan. Nilai
NJOP dilapangan lebih rendah daripada harga lahan di pasaran. (4)Faktor yang paling berperan
terhadap nilai lahan adalah aksesibilitas lahan positif dengan nilai sumbangan efektif 76,1%.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Geo Educasia - S1