ANALISIS TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO

Abstract

Pesisir Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo terletak di kawasan Pesisir Selatan Pulau Jawa yang berpotensi terdampak tsunami karena memiliki topografi landai dan berhadapan dengan Samudera Hindia yang merupakan tempat pertemuan dua lempeng tektonik aktif sebagai sumber bencana tsunami. Analisis tingkat risiko tsunami di Kecamatan Galur merupakan salah satu bentuk mitigasi bencana tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat risiko bencana tsunami di Kecamatan Galur. (2) Sebaran tingkat risiko bencana tsunami di Kecamatan Galur. Penelitian ini merupakan penelitian survai deskriptif kuantitatif. Variabel yang digunakan adalah variabel bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan dan penduduk Kecamatan Galur. Pengambilan sampel menggunakan area sampling dengan jumlah sampel 7 orang sebagai perwakilan desa dan 1 orang dari BPBD Kulon Progo. Pengumpulan data menggunakan: (1) Observasi dan (2) Wawancara untuk memperoleh data kapasitas bencana di Kecamatan Galur. (3) Dokumentasi untuk memperoleh data bahaya tsunami dan kerentanan bencana. Teknik analisis data yang digunakan adalah scoring, overlay, dan deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Tingkat risiko bencana tsunami di Kecamatan Galur dapat dibagi dalam tiga tingkat, yaitu: a) tingkat rendah seluas 13.816 km2 atau sebesar 43.91% dari total luas wilayah terancam., b) tingkat sedang seluas 11.954 km2 atau 37.99% dari dari total luas wilayah terancam, dan c) tingkat tinggi seluas 5.694 km2 atau 18.1% dari total luas wilayah terancam. (2) Sebaran risiko bencana berdasarkan administratif diketahui bahwa risiko bencana tinggi berada di bagian barat Desa Tirtorahayu, bagian selatan Desa Nomporejo dan Desa Kranggan. Tingkat risiko sedang berada di Desa Brosot, Pandowan, Nomporejo dan Kranggan serta di bagian selatan Desa Banaran dan Karangsewu. Tingkat risiko rendah berada di bagian utara dan paling selatan Desa Banaran dan Karangsewu