KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI DESA KARANGKEMIRI KECAMATAN KARANGLEWAS KABUPATEN BANYUMAS
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kondisi ketahanan pangan rumah tangga, (2)
Hambatan yang dihadapi rumah tangga dalam upaya ketahanan pangannya, (3) Upaya yang dilakukan rumah
tangga dalam mengatasi hambatan ketahanan pangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif dengan analisis tabel frekuensi. Populasi penelitian adalah seluruh kepala rumah tangga (KRT)
di Desa Karangkemiri dengan jumlah 1271 KRT. Sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus
Slovin. Jumlah sampel sebanyak 93 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportional
Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata Proporsional). Strata yang dimaksud dilihat dari
segi jenis pekerjaan yang meliputi PNS, Swasta, Petani dan Buruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
Kondisi ketahanan pangan rumah tangga responden di Desa Karangkemiri sebagian besar dalam kondisi
cukup tahan dengan persentase sebanyak 89,25% responden. Responden yang termasuk dalam kondisi
tahan pangan memiliki persentase sebanyak 6,45% sedangkan, responden dengan kondisi kurang tahan
pangan ada sejumlah 4,30%. Tingkat ketahanan pangan di setiap rumah tangga berbeda-beda, tergantung
pada kemampuan rumah tangga tersebut menyediakan dan menjangkau pangannya sendiri. (2) Hambatan
Ketahanan Pangan Rumah Tangga yang ada di Desa Karangkemiri dapat dibedakan menjadi empat yaitu
hambatan dari segi ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, kualitas dan keamanan pangan, serta
keberlanjutan pangan. Sebanyak 95,70% responden memiliki hambatan ketahanan pangan dan hanya 4,30%
responden yang tidak merasa memiliki hambatan dalam ketahanan pangannya. (3) Upaya rumah tangga Desa
Karangkemiri dalam mengatasi hambatan ketahanan pangan dari segi ketersediaan pangan dilakukan
dengan cara berhutang dan memanfaatkan hasil kebun, dari segi keterjangkauan pangan dilakukan dengan
cara membeli beras miskin (raskin) dan membeli bahan makanan dari luar desa yang memiliki harga
lebih murah, dari segi kualitas dan keamanan pangan dilakukan dengan cara mengganti makanan yang
sulit diperoleh dengan makanan yang mudah diperoleh dan kandungan gizi yang hampir sama, dari segi
keberlanjutan pangan dilakukan dengan cara memanfaatkan lahan kebun yang ditanami dengan tanaman
tradisional sebagai upaya penganekaragaman pangan lokal.
Hambatan yang dihadapi rumah tangga dalam upaya ketahanan pangannya, (3) Upaya yang dilakukan rumah
tangga dalam mengatasi hambatan ketahanan pangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif dengan analisis tabel frekuensi. Populasi penelitian adalah seluruh kepala rumah tangga (KRT)
di Desa Karangkemiri dengan jumlah 1271 KRT. Sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus
Slovin. Jumlah sampel sebanyak 93 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportional
Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata Proporsional). Strata yang dimaksud dilihat dari
segi jenis pekerjaan yang meliputi PNS, Swasta, Petani dan Buruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
Kondisi ketahanan pangan rumah tangga responden di Desa Karangkemiri sebagian besar dalam kondisi
cukup tahan dengan persentase sebanyak 89,25% responden. Responden yang termasuk dalam kondisi
tahan pangan memiliki persentase sebanyak 6,45% sedangkan, responden dengan kondisi kurang tahan
pangan ada sejumlah 4,30%. Tingkat ketahanan pangan di setiap rumah tangga berbeda-beda, tergantung
pada kemampuan rumah tangga tersebut menyediakan dan menjangkau pangannya sendiri. (2) Hambatan
Ketahanan Pangan Rumah Tangga yang ada di Desa Karangkemiri dapat dibedakan menjadi empat yaitu
hambatan dari segi ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, kualitas dan keamanan pangan, serta
keberlanjutan pangan. Sebanyak 95,70% responden memiliki hambatan ketahanan pangan dan hanya 4,30%
responden yang tidak merasa memiliki hambatan dalam ketahanan pangannya. (3) Upaya rumah tangga Desa
Karangkemiri dalam mengatasi hambatan ketahanan pangan dari segi ketersediaan pangan dilakukan
dengan cara berhutang dan memanfaatkan hasil kebun, dari segi keterjangkauan pangan dilakukan dengan
cara membeli beras miskin (raskin) dan membeli bahan makanan dari luar desa yang memiliki harga
lebih murah, dari segi kualitas dan keamanan pangan dilakukan dengan cara mengganti makanan yang
sulit diperoleh dengan makanan yang mudah diperoleh dan kandungan gizi yang hampir sama, dari segi
keberlanjutan pangan dilakukan dengan cara memanfaatkan lahan kebun yang ditanami dengan tanaman
tradisional sebagai upaya penganekaragaman pangan lokal.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Geo Educasia - S1