PEMODELAN SPASIAL KERAWANAN BAHAYA DAN RISIKO BANJIR LAHAR BERBANTUAN LAHARZ (KASUS DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menyusun model spasial aliran lahar di
Kecamatan Cangkringan; 2) mengetahui luasan wilayah yang berpotensi terkena
aliran lahar Gunungapi Merapi di Kecamatan Cangkringan; 3) mengetahui potensi
risiko banjir lahar di Kecamatan Cangkringan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan di
wilayah rawan bencana di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahaya, kerentanan dan
kapasitas. Populasi untuk keperluan pemodelan spasial kerawanan bahaya banjir lahar
dalam penelitian ini adalah semua wilayah yang ada di Kecamatan Cangkringan,
terdiri dari lima desa, yaitu Argomulyo, Umbulharjo, Wukirsari, Kepuharjo dan
Glagaharjo. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder yang
dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi, interpretasi citra dan wawancara.
Wawancara dilakukan dengan perangkat desa yang bertanggung jawab dalam
penanggulangan bencana untuk mendapatkan data mengenai kapasitas masingmasing desa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
buffering, scoring (pengharkatan) dan overlay (analisis tumpang susun)
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Kesesuaian luasan bahaya hasil pemodelan
mencakup 92,65% luasan KRB I (daerah rawan bahaya banjir lahar) yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman yang berarti model aliran lahar ini
layak digunakan. Pemodelan aliran lahar yang dilakukan menggunakan perangkat
lunak Laharz di Kecamatan Cangkringan menghasilkan perkiraan luasan wilayah
yang terkena dampak langsung banjir lahar sebesar 985 ha. 2) Luas wilayah
Kecamatan Cangkringan yang memiliki tingkat risiko sangat rendah seluas 1425 ha
atau 26,69%, tingkat risiko rendah seluas 998 ha atau 20,80%, tingkat risiko sedang
seluas 629 ha atau 13,11%, tingkat risiko tinggi seluas 127 ha atau 2,65%, dan tidak
memiliki daerah yang berisiko sangat tinggi. 3) Semua desa di Kecamatan
Cangkringan memiliki wilayah yang masuk dalam kategori risiko sangat rendah.
Desa yang memiliki tingkat risiko sedang meliputi Desa Glagaharjo, Kepuharjo,
Umbulharjo dan Wukirsari. Untuk tingkat risiko tinggi hanya ada di Desa Argomulyo,
Umbulharjo dan Wukirsari
Kecamatan Cangkringan; 2) mengetahui luasan wilayah yang berpotensi terkena
aliran lahar Gunungapi Merapi di Kecamatan Cangkringan; 3) mengetahui potensi
risiko banjir lahar di Kecamatan Cangkringan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan di
wilayah rawan bencana di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahaya, kerentanan dan
kapasitas. Populasi untuk keperluan pemodelan spasial kerawanan bahaya banjir lahar
dalam penelitian ini adalah semua wilayah yang ada di Kecamatan Cangkringan,
terdiri dari lima desa, yaitu Argomulyo, Umbulharjo, Wukirsari, Kepuharjo dan
Glagaharjo. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder yang
dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi, interpretasi citra dan wawancara.
Wawancara dilakukan dengan perangkat desa yang bertanggung jawab dalam
penanggulangan bencana untuk mendapatkan data mengenai kapasitas masingmasing desa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
buffering, scoring (pengharkatan) dan overlay (analisis tumpang susun)
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Kesesuaian luasan bahaya hasil pemodelan
mencakup 92,65% luasan KRB I (daerah rawan bahaya banjir lahar) yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman yang berarti model aliran lahar ini
layak digunakan. Pemodelan aliran lahar yang dilakukan menggunakan perangkat
lunak Laharz di Kecamatan Cangkringan menghasilkan perkiraan luasan wilayah
yang terkena dampak langsung banjir lahar sebesar 985 ha. 2) Luas wilayah
Kecamatan Cangkringan yang memiliki tingkat risiko sangat rendah seluas 1425 ha
atau 26,69%, tingkat risiko rendah seluas 998 ha atau 20,80%, tingkat risiko sedang
seluas 629 ha atau 13,11%, tingkat risiko tinggi seluas 127 ha atau 2,65%, dan tidak
memiliki daerah yang berisiko sangat tinggi. 3) Semua desa di Kecamatan
Cangkringan memiliki wilayah yang masuk dalam kategori risiko sangat rendah.
Desa yang memiliki tingkat risiko sedang meliputi Desa Glagaharjo, Kepuharjo,
Umbulharjo dan Wukirsari. Untuk tingkat risiko tinggi hanya ada di Desa Argomulyo,
Umbulharjo dan Wukirsari
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Geo Educasia - S1