ANALISIS TINGKAT DAN SEBARAN RISIKO TANAH LONGSOR UNTUK MITIGASI BENCANA DI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG

Elin Choirin Nisa,

Abstract


Analisis tingkat dan sebaran risiko tanah longsor dapat digunakan sebagai upaya untuk
mitigasi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) tingkat bahaya, kerentanan, dan
kapasitas bencana tanah longsor, 2) tingkat dan sebaran risiko bencana tanah longsor, serta 3)
teknik mitigasi bencana tanah longsor di Kecamatan Sawangan. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian dibagi menjadi 2, yaitu populasi fisik dan
non-fisik. Populasi fisik dalam penelitian ini adalah seluruh lahan di Kecamatan Sawangan,
populasi fisik semuanya dijadikan sebagai subyek penelitian. Populasi non-fisik adalah seluruh
penduduk di Kecamatan Sawangan. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data
yang dikumpulkan subyeknya dianalisis dengan pengharkatan (scoring), tumpang susun peta
(overlay), dan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Variabel bahaya
memiliki 3 tingkat, yaitu tingkat bahaya rendah, sedang, dan tinggi. Variabel kerentanan
memiliki 2 tingkat, yaitu tingkat kerentanan sedang dan tinggi. Variabel kapasitas memiliki 2
tingkat, yaitu tingkat kapasitas sedang dan tinggi. 2) Tingkat risiko tanah longsor di Kecamatan
Sawangan memiliki empat tingkatan, yaitu tingkat risiko sangat rendah, rendah, sedang, dan
tinggi. Tingkat risiko sangat rendah seluas 488 ha (6,62%) meliput Desa Mangunsari, dan Desa
Tirtosari. Tingkat risiko rendah seluas 952 ha (12,91%) meliputi Desa Sawangan, dan Desa
Ketep. Tingkat risiko sedang seluas 4.680 ha (63,48%) meliputi Desa Wulunggunung, Desa
Wonolelo, Desa Soronalan, Desa Gantang, Desa Kapuhan, Desa Jati, Desa Butuh, Desa
Podosoko, serta Desa Gondowangi. Tingkat risiko tinggi seluas 1.252 ha (17,00%) meliputi Desa
Banyuroto, Krogowanan, serta sebagian kecil Desa Jati, Desa Ketep, Desa Wonolelo, dan Desa
Wulunggunung. 3) Teknik mitigasi untuk wilayah dengan tingkat risiko tinggi dan sedang adalah
teknik mitigasi struktural dan non struktural, sedangkan teknik mitigasi untuk wilayah dengan
tingkat risiko rendah dan sangat rendah adalah teknik mitigasi non struktural

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Geo Educasia - S1