BATIK TULIS DENGAN PEWARNA REMAZOL DI HOME INDUSTRY CANDI DESA CANDIMULYO KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alasan memilih menggunakan pewarna remazol
dibandingkan pewarna lain, proses pewarnaan batik menggunakan pewarna remazol, dan motif yang
dihasilkan oleh home industry batik tulis Candi di Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten
Madiun. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Alasan lebih memilih
pewarna remazol dibandingkan pewarna yang lain karena pewarna remazol lebih cepat pengerjaannya,
praktis, dan ekonomis. 2) Proses membatik menggunakan pewarna remazol terdiri dari beberapa tahapan
yaitu proses pencantingan, pembentangan kain pada alat perentang, pencampuran pewarna remazol,
pengetesan warna pada kain percobaan, penguasan warna, pengeringan kain setelah proses pewarnaan,
fiksasi menggunakan waterglass, pelorodan, pembilasan, dan penjemuran. 3) Motif yang dihasilkan terbagi
menjadi dua kelompok yaitu motif khas daerah/lokal dan motif khas bebas. Motif khas daerah/lokal terdiri
dari: motif jaduran, porang, Karesidenan Madiun, durian, dan kenanga. Motif khas bebas terdiri dari: motif
bunga matahahari pelangi, bunga sepatu, daun rambutan, ephorbia, kecubung, melati air, parang arjuna, dan
rangrang.
dibandingkan pewarna lain, proses pewarnaan batik menggunakan pewarna remazol, dan motif yang
dihasilkan oleh home industry batik tulis Candi di Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten
Madiun. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Alasan lebih memilih
pewarna remazol dibandingkan pewarna yang lain karena pewarna remazol lebih cepat pengerjaannya,
praktis, dan ekonomis. 2) Proses membatik menggunakan pewarna remazol terdiri dari beberapa tahapan
yaitu proses pencantingan, pembentangan kain pada alat perentang, pencampuran pewarna remazol,
pengetesan warna pada kain percobaan, penguasan warna, pengeringan kain setelah proses pewarnaan,
fiksasi menggunakan waterglass, pelorodan, pembilasan, dan penjemuran. 3) Motif yang dihasilkan terbagi
menjadi dua kelompok yaitu motif khas daerah/lokal dan motif khas bebas. Motif khas daerah/lokal terdiri
dari: motif jaduran, porang, Karesidenan Madiun, durian, dan kenanga. Motif khas bebas terdiri dari: motif
bunga matahahari pelangi, bunga sepatu, daun rambutan, ephorbia, kecubung, melati air, parang arjuna, dan
rangrang.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.