PENGARUH JENIS ZAT FIKSASI TERHADAP KETAHANAN LUNTUR WARNA PADA KAIN MORI PRIMISSIMA DAN SATIN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAM DAUN JARAK ULUNG (Jatrophia Gossypipolia l.)

Rinda Nirwana, , Indonesia
Widihastuti Widihastuti, , Indonesia

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kualitas hasil pencelupan kain mori primissima dan satin menggunakan ekstraksi zat warna alam daun jarak ulung dengan 3 jenis zat fiksator (tawas, tunjung dan kapur) ditinjau dari ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun dan gosokan basah; (2) pengaruh jenis zat fiksator (tawas, tunjung dan kapur) terhadap ketahanan luntur warna hasil pencelupan pada kain mori primisima dan satin menggunakan ekstraksi zat warna alam daun jarak ulung ditinjau dari pencucian sabun dan gosokan basah.Penelitian ini perupakan penelitian true eksperimen dengan desain faktorial 3x2, yang terdiri dari 3 jenis zat fiksator yaitu tawas (A), tunjung (B), kapur (C) dan 2 jenis kain yaitu kain mori primissima (a) dan kain satin (b). Bahan zat warna alam penelitian ini adalah 500gram daun jarak ulung yang diekstraksi menggunakan air sebanyak 2500 ml.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengujian ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun dan pengujian ketahanan luntur warna terhadapgosokkan basah yang dilakukan oleh tim penguji di Laboratorium Evaluasi Tekstil UII. Instrumen penelitian menggunakan instrumen dan prosedur denganSNI 08-0285- 1998 tentang uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan SNI 08- 0288-1989 tentang uji ketahanan luntur warna terhadap gosokan.. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan anava non parametrik Kruskal Wallis.Hasil penelitian menunjukkan: (1) rata–rata ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun pada kain mori primissima dengan zat fiksator tawas dan kapur adalah 4 (kategori baik), dengan fiksator tunjung 3 (kategori cukup), dan rata-rata pada kain satin dengan fiksator tawas adalah 3.5 (kategori cukup), dengan fiksator tunjung 4 (kategori baik), dan fiksator kapur 2.5 (kategori kurang). Sedangkan rata-rata ketahanan luntur warna terhadap gosokan basah pada kain mori primissima dengan zat fiksator tunjung dan kapur adalah 3 (kategori cukup), dengan fiksator tawas 3 (kategori cukup), dan rata-rata pada kain satin dengan fiksator tawas adalah 4 (kategori baik), dengan fiksator tunjung dan kapur 3.5 (kategori cukup baik); (2) ada pengaruh jenis zat fiksator (tawas, tunjung dan kapur) terhadap ketahanan luntur warna hasil pencelupan pada kain mori primisima dan satin menggunakan ekstraksi zat warna alam daun jarak ulung ditinjau dari pencucian sabun dan gosokan basah.

Keywords


Pewarnaan Tekstil; Ketahanan Luntur Warna; Daun Jarak Ulung

Full Text:

PDF

References


Azizah, Kusmiati. (2016). Penilaian Terhadap Produk Ethnic Fringed Envelope Bag dengan Pemanfaatan Limbah Kain Satin Menggunakan Teknik Penarikan Serat. Jakarta: FT, UNJ

Bright, Printing. (2019). Bright Printing.

Diakses dari

http://www.brightprinting.id. Pada tanggal 7 maret 2021, Jam

30

Khayati, Enny Zuhni. (1998). Bahan Perkuliahan Ilmu Tekstil. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Hariana, H Arief. (2008).

Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Istinharoh. (2013). Pengantar Ilmu Tekstil. Jakarta: Direktorat Pembina Sekolah Menengah Kejuruan.

Khyde MS, Vaikos NP. (2014) Evaluasi Pharmacognostical dan Fitrokimia Daun Jatropha Gossypipolia L..IJRAP

Kwartiningsih, Endang. (2009). Zat Warna Alami Tekstil

Ekuilibrium.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Loomatix. (2021) Color Grab. Diakses darihttp://www.loomatix.com/.Pad a tanggal 12 agustus 2021, Jam

30 WIB.

Muthmainnah. (2018) Kelebihan Kekuangan Karakteristik Kain Satin. Diakses dari https://olympics30.com/kain-satin/ pada tanggal 6 Agustus 2021, Jam

30 WIB.

Audina, Mia. (2017) Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Etil Asetat Akar Jarak Merah (Jatripha gossypifolia L) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dengan Mtode Difusi Cakram. Malang: PSF, FIK, UMM.

Fitrihana, Noor. (2010). Teknologi Tekstile dan Fashion. Yogyakarta: UNY Press.

Fitrihana, Noor. (2007). Teknik

Eksplorasi Zat Pewarna Alam dari Tanaman di Sekitar Kita Untuk Pencelupan Bahan Tekstil. Yogyakarta: Jurusan PKK FT UNY

Hasanudin, dkk. (2011). Penelitian Penerapan Zat Warna Alam dan Kombinasinya pada Produk Batik dan Tekstil Kerajinan. Yogyakarta: BBKB.

PT.Primissima. (2017). Produk Unggulan. Diakses dari www.Primissima.co,id. pada tanggal 1 maret 2021, jam

30 WIB.

Puji, Lestari. (2014). Pengaruh Ekstraksi Zat Warna Alam dan Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur Warna Pada Kain Batik Katun. Balai Besar Kerajinan Batik Yogyakarta

Purnomo, M.A.J. (2004). Zat Pewarna Alam Sebagai Alternatif Zat Waena yang Ramah Lingkungan. Surakarta: Seni Rupa STSI.

Santosa Imam, Sulistiawati Endah. (2014). Ekstraksi Abu Kayu dengan Pelarut Air Menggunakan Sistem Bertahap Banyak Beraliran Silang. Yogyakarta: Jurnal Teknik Kimia UAD

Sunarya, I Ketut. (2012). Zat Warna Alam Alternatif Warna Batik yang Menarik. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni UNY

Suryani, Titik. (2017). Kualitas Warna Alami Batik dari Daun dan Kulit Buah Beberapa Tanaman dengan Variasi Lama Perendaman. Surakarta: Biologi FKIMP UMS.

Widihastuti. (2014). Teori Zat Pewarna Alam. Yogyakarta: UNY Press




DOI: https://doi.org/10.21831/teknik%20busana.v11i1.19541

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Jurnal Fesyen: Pendidikan dan Teknologi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.